1.12.10

Belajar dari rongsokan

Mengenang masa-masa smp sepuluh tahun yang lalu, dijaman belum melek kaskus, intel, pesbuk dan miyabi. Hampir tiap akhir pekan, cukup dengan modal goceng & dengkul ngagoes sepeda 'Bike To Oyib' menyusuri jalan kampung yg keriting sepanjang 10 kilo. Untuk apa? Tentu saja bukan acara 'Fun Bike' atau mencari keringat, tapi pergi ketempat rongsokan.

Setelah menjemput sobat yang sama2 gak waras, kita berangkat sambil cuap-cuap di tengah jalan. Kalo udah sampai lokasi segera parkir VIP terus bergerilya dari satu tumpukan rongsokan ke rongsokan yang lain.

Perlu diketahui, jaman smp hobi elektronik menjamur di beberapa belahan kampung. Dan untuk mengisi aset laboratorium percobaan (baca : bongkar radio bisa pasang nggak) maka di pilihah tempat belanja murah meriah plus halal : tempat rongsokan!

Pertama agak tengsin juga seeh, jauh jauh hanya untuk beli radio butut yang udah amburadul pula. Tapi keasyikannya punya nilai tak terganti. Pulang bawa sekantong kresek rangkaian elektronik yang cuman dipatok 3rebu perak. Udah gitu sebagian besar 'harta karun' tsb masih berfungsi, kebanyakan cuma kabelnya yang copot. Selebihnya masih okepunya.

Pengalaman paling seru jika mendapat rangkaian yang aneh-aneh. Pernah suatu kali dapet tabung elektron yg notabene jaman sekarang udah punah. Itu tuh, komponen jadul era sebelum ditemukannya transistor dan IC.

Kini sudah lama kenangan itu ada, belajar, walawpun cuman iseng dan gak bisa bisa tapi seakan memberikan pelajaran berharga yang banyak bagi diri saya pribadi. Terutama tentang kesederhanaan hidup.

0 komentar:

Posting Komentar