Seperti luka tak terperi dia di sini
melintasi angan merentas bayang
tersudut aku di sepinya janji
menikmati kepulan sunyi tak terganti
Atap rumah ini terlalu tinggi, Sayang
hingga detik menjadi rumit
aku tetap tersudut di sepinya janji
Kini aku di antara tiga kota
merenungi cikcak di ruang gelap
mendengar dag-dig-dugku sendiri
rona-mu pun mencakar cakar aku
Tetap, aku bukan binatang jalang, sayang
aku adalah bagian dari sepi
dari kumpulannya yang terbuang
Syukurku atas rindu ini
yang membikin detik menjadi menit
saat menggelitik di dirimu
Satu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar